Minggu, 26 Januari 2014

Haruskah IRI??

Setelah melihat blog salah seorang teman rasanya kok kaget ya?? "what dia?? dia melakukan itu dengan mudah dan sangat mudah, dan aku sudah mengenal hal yang sama sama sekali belum menunjukkan sesuatu yang cetar dalam tulisan".
Woaw..salut sahabat untuk anda yang hebat berbagi informasi, inspiratif, dan power full. Terus pertanyaannya aku kapan akan melakukan hal yang sama?
Kapan ya enaknya kapan?? kalau mank pertanyaannya seperti itu, berarti selama ini aku tidak menyadari kalau aku ada.Aku melakukan apa yang aku bisa dan aku mau, menulis dan menghasilkan karya dibilang belum menghasilkan sesuatu yang cetar  ah itu kalimat yang iri dan syirik terhadap kemampuan diri sendiri. Cetar yang bagaimana? kalau cetar sampai membuat orang gemetar dan bilang woaw aku harus melakukan survei dulu, ada berapa banyak orang yang baca karya? masalahnya setiap manusia memiliki bobot untuk bilang cetar pada sesuatu yang mereka lihat. Karyaku ini cetar, setiap dari tulisan yang aku tulis dalam blog adalah sesuatu kejujuran, kehidupan yang apa adanya dalam diriku.
Dibilang belum bisa menjadi seorang penulis yang karyanya dimuat diberbagai media informasi, seperti layaknya beberapa teman yang sudah berhasil melakukannya. Iya memang benar, tapi sekali lagi apa yang aku tulis dalam blog adalah benar-benar tentang kegiatan dan rasa hati. Kegiatan dan rasa hati yang terkadang bagi sebagian orang sulit untuk mengartikan, kurang berani untuk mengungkapkan kejujuran, dan terkadang bagi sebagian orang terlambat untuk menyadarinya.
Apa ini termasuk ahlibi dari belum adanya pengakuan karya? mungkin bukan, karena aku suka apa adanya. Lebih suka orang mengenaliku secara perlahan-lahan tapi mendalam, lebih suka orang mengenal karyaku bukan dari diriku tapi dari apa yang ada disekitarku, lebih suka orang mengenalku sebagai pribadi yang sederhana dan apa adanya.
So...kalau memang begitu, Haruskah Iri?? pertanyaan yang bagus untuk setap pribadi yang selalu merasa bahwa karya orang lain jauh lebih bagus. (Rasa ini bagus kalau untuk memotivasi supaya keluar karya-karya yang berikutnya tapi sebaliknya kalau untuk membuat pribadi menjadi minder dan jatuh yang akhirnya malah tenggelam dengan pendapat orang lain).

Selasa, 21 Januari 2014

Mimpi

Selamat pagi... hari yang cerah untuk mengawali semua aktivitas kegiatan dengan sempurna. Hari ini minggu ke dua berada di semester dua dengan penuh keyakinan bahwa minggu ini akan terlewati sesuai rencana. Menulis tentang sepenggal cerita yang terjadi termasuk salah satu agenda dalam hidup yang selalu ingin untuk dirutinkan. 
Seperti seorang penulis yang sudah punya keahlian dalam menulis, seperti seorang penyair yang sudah punya keterampilan menyair, seperti seorang pelukis yang sudah punya keterampilan melukis. Begitu dengan aku yang berani menulis penggalan cerita hidup  terjalani, mudah dan menyenangkan pasti tapi ada juga terkadang membuat jenuh dan tak tahu harus dimulai dari mana. Tetap belajar saja!!
Hari ini mentari begitu cerah meski sekali lagi aku melewatkan semuanya, kalau ditanya raga ini pasti akan memberontak meminta keadilan melihat keindahan dunia. Ada sebuah rasa dalam diri yang sulit untuk terungkapkan seperti magnet menarik erat diri kebelakang mengunci dengan erat. Berusaha untuk tetap berdiri tegak dengan apa yang sudah ada didepan itu sulit membutuhkan berbagai perjuangan dan kesiapan mental. Ada saatnya saya ada untuk diri sendiri dan ada saatnya saya harus mundur dari dalam diri sendiri. 
Aku menikmati kemandirian dan keinginan dalam diri yang mengakar untuk selalu menang, aku berusaha tetap dalam jalan yang ada didepan, menginginkan suatu perubahan dengan kepastian meski perlahan. 
Perlahan? sepertinya itu yang selalu membuat aku diam dan sekedar menunggu. 
Aku jalani semua dengan kepastian dan keinginan untuk selalu maju maju dan maju menatap masa depan mendapatkan apa yang aku inginkan dengan atau tanpa seorang pendamping.
That's my real dream, masalah yang akan muncul jika daftar mimpiku hilang dari pikiran dan terbang hinggap ke orang lain.